Keamanan Sistem Komputer (Perkuliahan ke 6)
PENGERTIAN
KRIPTOGRAFI
Kriptografi
adalah proses mengubah pesan sedemikian rupa sehingga maknanya disembunyikan
dari musuh atau lawan yang mungkin menangkapnya. Kriptografi adalah ilmu
penulisan rahasia yang membawa banyak teknik untuk melindungi informasi yang
hadir dalam format yang tidak dapat dibaca. Hanya penerima yang ditunjuk yang
dapat mengkonversi format yang tidak dapat dibaca ini menjadi format yang dapat
dibaca.
PENGERTIAN KRIPTOGRAFI MENURUT PARA AHLI
Berikut
adalah beberapa pengertian kriptografi menurut para ahli antara lain sebagai
berikut:
Ø Menurut
Menezes, Oorschot dan Vantone (1996)
Menurut Menezes ,
Oorschot, Vantone kriptografi merupakan sebuah studi teknik matematika yang
berkaitan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, otentikasi
entitas serta otentikasi keaslian data dan integritas data. Kriptografi tidak
hanya penyediaan keamanan informasi saja, tetapi juga sebuah himpunan
teknik-teknik.
Ø Menurut
Oppliger (2005)
Menurut Oppliger kriptografi bisa diartikan sebagai sebuah
proses untuk melindungi data dalam arti yang luas.
Ø Menurut
Talbot dan Welsh (2006).
Menurut Talbot dan Welsh kriptografi merupakan sebuah
teknik rahasia dalam penulisan, dengan menggunakan karakter khusus, dan
menggunakan huruf dan karakter di luar bentuk aslinya ataupun dengan
metode-metode yang lain yang hanya bisa dipahami pihak-pihak yang memproses
kunci. Jadi kriptografi secara umum bisa diartikan sebagai seni menulis atam
memecahkan cipher.
SEJARAH KRIPTOGRAFI
Sejarah penulisan rahasia
tertua dapat ditemukan pada peradaban Mesir kuno, yakni tahun 3000 SM. Bangsa
Mesir menggunakan ukiran rahasia yang disebut dengan hieroglyphics untuk
menyampaikan pesan kepada orang-orang yang berhak.
Awal tahun 400 SM bangsa Spartan di Yunani
memanfaatkan kriptografi di bidang militer dengan menggunakan alat yang
disebut scytale, yakni pita panjang berbahan daun papyrus yang
dibaca dengan cara digulungkan ke sebatang silinder. Sedangkan peradaban Cina dan
Jepang menemukan kriptografi pada abad 15 M.
Peradaban Islam juga menemukan kriptografi karena penguasaannya terhadap
matematika, statistik, dan linguistik. Bahkan teknik kriptanalisis dipaparkan
untuk pertama kalinya pada abad 9 M oleh seorang ilmuwan bernama Abu Yusuf
Ya’qub ibn ‘Ishaq as-Shabbah al Kindi atau dikenal dengan Al-Kindi yang menulis
kitab tentang seni memecahkan kode. Kitabnya berjudul Risalah fi
Istikhraj al-Mu’amma (Manuskrip untuk memecahkan pesan-pesan
Kriptografi). Terinspirasi dari perulangan huruf dalam Al-Qur’an, Al-Kindi
menemukan teknik analisis frekuensi, yakni teknik untuk memecahkan ciphertext
berdasarkan frekuensi kemunculan karakter pada sebuah pesan (Wirdasari, 2008).
TUJUAN KRIPTOGRAFI
Adapun beberapa tujuan
kriptografi antara lain sebagai berikut:
v Kerahasiaan
(confidentiality) adalah sebuah layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan
tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang tidak berhak.
v Integritas
data (data integrity) adalah suatu kemampuan penerima pesan untuk memverifikasi
pesan, memastikan bahwa pesan belum dimodifikasi dalam perjalanan, seorang
penyusup seharusnya tidak mampu mengganti pesan asli dengan yang palsu.
v Otentikasi
(authentication) adalah suatu kemampuan penerima pesan untuk memastikan pesan
tersebut asli. Seorang penyusup seharusnya tidak bisa menyamar sebagai orang
lain.
v Nirpenyangkalan
(non-repudiation) adalah dimana pengirim pesan tidak bisa menyangkal dan
mengelak bahwa dia telah mengirim pesan.
KRIPTOGRAFI
PROSES
Proses dasar pada Kriptografi yaitu: Enkripsi
(Encryption) Dekripsi (Decryption) dengan key yang digunakan sama
untuk kedua proses diatas. Penggunakan key yang sama untuk kedua proses
enkripsi dan dekripsi ini disebut juga dengan Secret Key, Shared
Key atau Symetric Key Cryptosystems.Berikut adalah
ilustrasi 4 komponen dan 2 proses yang digunakan dalam teknik kriptografi.
1. Enkripsi
Enkripsi (Encryption) adalah sebuah proses menjadikan pesan yang dapat dibaca
(plaintext) menjadi pesan acak yang tidak dapat dibaca (ciphertext). Berikut
adalah contoh enkripsi yang digunakan oleh Julius Caesar, yaitu dengan
mengganti masing-masing huruf dengan 3 huruf selanjutnya (disebut juga
Additive/Substitution Cipher).
Plaintext |
Ciphertext |
2. Dekripsi
Dekripsi
merupakan proses kebalikan dari enkripsi dimana proses ini akan mengubah
ciphertext menjadi plaintext dengan menggunakan algortima ‘pembalik’ dan key
yang sama. Contoh:
Ciphertext |
Plaintext |
ALGORITMA KRIPTOGRAFI
1. Simetris
(Symetric Algorithms)
Symmetric Algorithms key yang dipakai untuk
melakukan enkripsi dan dekripsi pada dasarnya identik K1 = K2 = K, akan
tetapi satu key dapat pula diturunkan dari key yang lainnya. Key yang ada harus
disembunyikan . maka dari itu sistem ini sering disebut sebagai secret-key
ciphersystem.
Secara matematis
Algoritma ini dapat ditulis :
Ek(M) = C ^ dk (C) =
M
Ek adalah proses enkripsi dengan menggunakan kunci K,
M adalah pesan asli (Plainetext), dan C adalah pesan yang disandikan
(Cipertext).
2. Asimetris
(Asymmetric Algorithms)
Pada Asymmetric Algorithms ini dipakai dua buah key.
Satu kunci yang diartikan sebagai kunci publik atau public key dapat diumumkan,
sedangkan kunci yang lainya bisa disebut kunci privat atau private key harus
dirahasiakan. Proses memakai sistem yang dapat diterangkan secara standar
seperti berikut ini:
Jika A ingin mengirimkan pesan kepada B, A dapat
menyandikan pesannya dengan menggunakan key publik B, dan jika B ingin membuka
surat itu, ia perlu mendekripsikan surat itu dengan key privatnya.
Dengan begitu kedua belah pihak dapat menjamin asal
surat serta keabsahan surat tersebut, karena adanya cara ini. Contoh sistem ini
diantara RSA Scheme dan Merkle-Hellman Scheme.
ALGORITMA KRIPTOGRAFI
HIBRID
Selama pengguna hanya menyimpan data secara local di
hard disk dan tidak mengirimkannya, enkripsi simetris sudah cukup aman.
Keunggulan metode ini adalah cara kerjanya yang sangat cepat karena menggunakan
algoritma matematis yang tidak rumit dan panjang kunci yang lebih pendek.
TrueCrypt, misalnya dapat mengenkripsi sekitar 175 MB/detik.
Metode simetris kurang tepat untuk mentransfer data.
Karena untuk dapat menggunakan datanya mitra komunikasi harus bertukar kunci
yang dibuat secara acak untuk setiap sesi (Session Key), sehingga apabila jika
seorang hacker menemukan kunci ini maka dengan mudah ia dapat men-decrypt
komunikasi tersebut.
Metode asimetris mengatasi masalah tersebut dengan
membuat sepasang kunci. Pengirim mengenkripsi data dengan sebuah Public Key
yang didapat dari mitra komunikasinya. Hanya Private Key yang memiliki penerima
dapat men-decrypt data. Dengan demikian, kunci untuk decryption tidak jatuh ke
orang lain. Sebaliknya publikasi Public Key tidak menjadi masalah karena tidak
dapat men-decrypt data. Private Key juga tidak dapat diturunkan dari Public
Key, seperti halnya sebuah gembok yang digunakan untuk mengunci gerbang, tetapi
tidak dapat membukanya kembali.
Metode asimetris juga memiliki kelemahan. Karena lebih
rumit, metode ini bekerja 1000 kali lebih lambat dibandingkan metode simetris,
sehingga tidak tepat untuk data dalam jumlah besar. Dalam praktiknya, misalnya
pada transfer data di Internet, lalu lintas e-mail atau online banking,
digunakan metode hibrida. Metode Hibrida mengenkripsi data sebenarnya
secara simetris, tetapi kuncinya secara asimetris. Metode semacam ini
mengkombinasikan pertukaran kunci yang aman dan data encryption yang cepat.
Metode hibrida terdiri atas enkripsi simetris dengan
satu kunci (Session Key) dan enkripsi asimetris dengan sepasang kunci
(Public/Private Key).
Langkah
1 : Pengirim mengenkripsi teks dengan Session Key.
Langkah
2 : Mengenkripsi Session Key dengan Public Key.
Langkah
3 : Penerima men-decrypt Session Key dengan Private Key.
Langkah
4 : Men-decrypt teks dengan Session Key.
TEKNIK DASAR
KRIPTORAFI
Teknik Dasar
Kriptografi Terbagi 5 Jenis, yaitu :
1. SUBSTITUSI
Dalam kriptografi, sandi substitusi adalah jenis
metode enkripsi dimana setiap satuan pada teks terang digantikan oleh teks
tersandi dengan sistem yang teratur. Metode penyandian substitusi telah dipakai
dari zaman dulu (kriptografi klasik) hingga kini (kriptografi modern),
Langkah pertama adalah membuat suatu tabel substitusi.
Tabel substitusi dapat dibuat sesuka hati, dengan catatan bahwa penerima pesan
memiliki tabel yang sama untuk keperluan decrypt. Bila tabel substitusi
dibuat secara acak, akan semakin sulit pemecahanciphertext oleh orang yang
tidak berhak.
Metode ini dilakukan dengan mengganti setiap huruf
dari teks asli dengan huruf lain sebagai huruf sandi yang telah didefinisikan
sebelumnya oleh algoritma kunci.
2. BLOCKING
Sistem enkripsi ini terkadang membagi plaintext
menjadi beberapa blok yang terdiri dari beberapa karakter, kemudian di
enkripsikan secara independen.
Caranya :
Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah
berurutan pada lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya
tertulis. Ciphertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal
berurutan sesuai dengan blok-nya.
3. PERMUTASI
Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah
permutasi atau sering juga disebut transposisi.. Prinsipnya adalah berlawanan
dengan teknik substitusi. Dalam teknik substitusi, karakter berada pada posisi
yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada teknik permutasi, identitas
karakternya tetap, namun posisinya yang diacak.
Caranya
Sebelum dilakukan permutasi, umumnya plaintext
terlebih dahulu dibagi menjadi blok-blok dengan panjang yang sama.
Plaintext akan dibagi menjadi blok-blok yang terdiri
dari 6 karakter, dengan aturan permutasi, sebagai berikut :
4. EKSPANSI
Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah
dengan memelarkan pesan itu dengan aturan tertentu. Salah satu contoh
penggunaan teknik ini adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan
ganjil yang menjadi awal dari suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan
akhiran “an”. Jika suatu kata dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap,
ditambahkan akhiran “i”.
5. PEMAMPATAN
Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya dengan
cara lain untuk menyembunyikan isi pesan.
Contoh sederhana ini menggunakan cara menghilangkan setiap karakter ke-tiga secara berurutan. Karakter-karakter yang dihilangkan disatukan kembali dan disusulkan sebagai “lampiran” dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu karakter khusus, dalam contoh ini menggunakan ”
Komentar
Posting Komentar